A.purpose to entertain
Mengetahui tujuan menulis sangat penting, karena menulis
merupakan pekerjaan yang memerlukan waktu dan pemikiran dan bukan suatu
permainan atau rekreasi. Sebagai suatu pekerjaan, harus dilakukan dengan
dorongan yang kuat. Dorongan yang kuat muncul karena adanya tujuan yang jelas.
Keraf (1993: 34) mengemukakan bahwa tujuan menulis adalah untuk mengungkapkan
fakta-fakta, perasaan, sikap, dan isi pikiran secara jelas dan efektif kepada
pembaca.
Setiap penulis
memiliki tujuan dalam menuangkan pikiran/gagasan dan perasaannya melalui bahasa
tulis, baik untuk diri sendiri dan orang lain. Contoh tujuan menulis untuk diri
sendiri antara lain agar tidak lupa, agar rapi, untuk menyusun rencana, dan
untuk menata gagasan/pikiran. Bentuk tulisan tersebut dapat dituangkan dalam
buku harian, catatan perkuliahan, catatan rapat, catatan khusus, dan
sebagainya. Contoh tujuan menulis untuk orang lain antara lain untuk
menyampaikan pesan, berita, informasi kepada pembaca, untuk memengaruhi
pandangan pembaca, sebagai dokumen autentik, dan sebagainya.
Umumnya, terdapat dua kondisi penulis terkait tujuan
menulis. Ada penulis yang dengan sangat sadar terhadap dampak positif dan
negatif terhadap apa yang ditulis. Namun, ada juga penulis yang tidak
menyadarinya kedua dampak tersebut. Seorang penulis profesional memiliki
kesadaran tinggi terhadap tujuan kegiatan penulis. Seorang penulis amatir
terkadang hanya sekadar menuangkan gagasannya ke dalam wujud tulisan hanya untuk
kepuasan dan tidak menyadari dampak pisitif dan negatif dari apa yang sudah
ditulisnya.
Ketika tulisan sudah dibaca dan pesan sudah diterima oleh
pembaca, terkadang penulis baru menyadari dampak tulisannya. Penulis memberikan
klarifikasi jika tulisan itu memberikan dampak negatif. Dampak negatif ini bisa
muncul akibat asumsi penulis dan pembaca yang berbeda. Maksud penulis mengarah
ke arah tertentu, sedangkan asumsi pembaca mengarah ke arah yang lain.
Akibatnya, muncul pesan baru yang diterima pembaca. Sebelumnya, pesan ini tidak
dirancang dan diduga oleh penulis. Akhirnya, muncullah kesalahan pemahaman dan
memberikan akibat tertentu. Sebaliknya, jika tulisannya berdampak positif,
penulis akan membiarkannya meskipun sebelumnya tidak dirancang dan diduga oleh
penulis.
Intinya Kegiatan menulis dilakukan dengan berbagai tujuan. Menulis mempunyai
empat tujuan, yaitu untuk mengekpresikan diri, memberikan informasi kepada
pembaca, mempersuasi pembaca, dan untuk meng-hasilkan karya tulis.
Jenis tulisan menurut tujuan menulis
sebagai berikut.
·
Narasi yakni karangan/tulisan
ekspositoris maupun imajinatif yang secara spesifik menyampaikan informasi tertentu
berupa perbuatan/tindakan yang terjadi dalam suatu rangkaian waktu.
·
Deskripsi yakni karangan/tulisan
yang secara spesifik menyampaikan informasi tentang situasi dan kondisi
suatu lingkungan (kebendaan ataupun kemanusiaan).
·
Penyampaiannya dilakukan
secara objektif, apa adanya, dan terperinci.
·
Ekposisi yakni karangan/tulisan
yang secara spesifik menyampaikan informasi tentang sesuatu hal (faktual
maupun konseptual). Penyampaiannya dilakukan de-ngan tujuan menjelaskan,
menerangkan, dan menguraikan sesuatu hal sehingga pengetahuan
pendengar/pembaca menjadi bertambah.
·
Argumentatif yakni karangan/tulisan
yang secara spesifik menyampaikan infor-masi tentang sesuatu hal
(faktual maupun konseptual). Penyampaiannya dilaku-kan dengan tujuan mempengaruhi,
memperjelas, dan meyakinkan.
·
Persuasif:karangan/tulisan
yang secara spesifik menyampaikan informasi tentang sesuatu hal (faktual
maupun konseptual). Penyampaiannya dilakukan dengan tu-
·
juan mempengaruhi,
meyakinkan, dan mengajak
B. CLarity
THOSE WHO WRITE CLEARLY HAVE
READERS,THOSE WHO WRITE OBSCURELY HAVE COMENTATORS
-ALBERT CAMUS
Albert Camus, seorang penulis yang kita kenal juga sebagai
pemikir, menyarankan kita untuk menulis dengan jelas. Sederhana nasihatnya,
tetapi dalam implementasinya bisa sangat rumit. Contohnya seperti saya sendiri
merasakan sukarnya menulis dengan memegang prinsip ini. Saat ide langka, saya
memaksakan menulis dengan apa yang ada di kepala. Setelah ide yang langka itu
habis, terjebaklah saya dalam repetisi. Mengulang-ulang gagasan yang sama,
struktur yang sama dan kata yang sama pula. Akhirnya kejelasan ide pokok tidak
tercapai. Semua kabur.
Saat banjir ide, masalahnya berbeda tetapi akibatnya juga sama, mengaburkan ide pokok. Ide-ide yang keluar bersamaan bisa membuat saya kewalahan. Mengaturnya menjadi lebih menantang. Dan tidak jarang ide itu beragam topiknya dan susah menghubungkannya menjadi satu rangkaian yang terhubung benang merah yang menyatukan. Semuanya asal dan sembarang tuang. Tak peduli saling relevan, kohesif dan koheren atau tidak. Yang penting layar tidak kosong. Yang penting ada kata yang bisa kita suguhkan pada pembaca. Yang penting sudah menulis!
Meski demikian, inilah tahap yang harus dilalui untuk menghasilkan tulisan yang berkualitas. Mau berpikir lebih keras jika memang kurang lengkap dan mau berlapang dada merelakan kalimat-kalimat indah yang tidak relevan dalam tulisan kita. Menulis artikel yang jelas tidak mungkin tanpa ide yang jelas. Kata Gunning (1952), “clear writing is based on clear thinking“. Ide yang jelas seringkali merupakan proses panjang. Bisa memakan waktu berpekan-pekan, atau bahkan bertahun-tahun. Ini adalah waktu ‘menggodog’ ide. Ketika ide sudah matang, saatnya menulis dimulai. Apa yang harus dilakukan untuk menulis artikel yang jelas? Salah satunya adalah dengan mengembangkan alur cerita (story line) yang sederhana.
Saat banjir ide, masalahnya berbeda tetapi akibatnya juga sama, mengaburkan ide pokok. Ide-ide yang keluar bersamaan bisa membuat saya kewalahan. Mengaturnya menjadi lebih menantang. Dan tidak jarang ide itu beragam topiknya dan susah menghubungkannya menjadi satu rangkaian yang terhubung benang merah yang menyatukan. Semuanya asal dan sembarang tuang. Tak peduli saling relevan, kohesif dan koheren atau tidak. Yang penting layar tidak kosong. Yang penting ada kata yang bisa kita suguhkan pada pembaca. Yang penting sudah menulis!
Meski demikian, inilah tahap yang harus dilalui untuk menghasilkan tulisan yang berkualitas. Mau berpikir lebih keras jika memang kurang lengkap dan mau berlapang dada merelakan kalimat-kalimat indah yang tidak relevan dalam tulisan kita. Menulis artikel yang jelas tidak mungkin tanpa ide yang jelas. Kata Gunning (1952), “clear writing is based on clear thinking“. Ide yang jelas seringkali merupakan proses panjang. Bisa memakan waktu berpekan-pekan, atau bahkan bertahun-tahun. Ini adalah waktu ‘menggodog’ ide. Ketika ide sudah matang, saatnya menulis dimulai. Apa yang harus dilakukan untuk menulis artikel yang jelas? Salah satunya adalah dengan mengembangkan alur cerita (story line) yang sederhana.
Kejelasan dalam menulis sangat penting untuk memastikan
bahwa ide kita bisa ditangkap oleh pembaca dengan mudah. Jangan biarkan waktu
berharga pembaca hilang hanya untuk memikirkan sesuatu yang seharusnya tidak
perlu dalam memahami artikel kita. Atau, resikonya artikel kita tidak akan
pernah dibaca orang, dan menutup kemungkinan menjadikannya bermanfaat.
C. AUDIENCE
Alasan seseorang dalam menulis dapat
memengaruhi hasil tulisannya. Jika seseorang menulis untuk menyenangkan dirinya
sendiri, tulisan tersebut mungkin hanya menjadi konsumsi pribadi. Dalam
menulis, tentunya ia tidak mempertimbangkan siapa yang akan membaca tulisan
tersebut karena ia tidak menulis untuk para pembaca, tetapi untuk dirinya
sendiri. Berbeda dengan para penulis yang ingin membagikan apa yang dia
pikirkan kepada orang lain. Itu berarti dia menulis untuk pembacanya.
MENGETAHUI PEMBACA
Menulis untuk pembaca dapat diawali
dengan mengenali para pembacanya terlebih dahulu. Anda perlu mengetahui pembaca
yang menjadi target tulisan Anda. Hal ini akan menentukan cara penyampaian dan
muatan yang akan ditulis. Dengan mengenali pembaca, Anda dapat mengetahui apa
yang dibutuhkan pembaca dan bagaimana memenuhinya lewat tulisan-tulisan Anda.
Jika tulisan Anda memenuhi kebutuhan target pembaca yang kita tuju, pastinya
mereka akan membaca tulisan-tulisan kita.
Tulisan untuk orang dewasa tentunya
berbeda dengan tulisan untuk anak-anak. Jika yang menjadi target tulisan Anda
adalah anak-anak, pastinya tulisan yang Anda buat tidak menggunakan bahasa
ilmiah yang berat dan sulit dimengerti anak. Anda lebih baik menulis sesuatu
yang ringan, dituturkan dalam bahasa anak-anak yang mudah dimengerti, namun
tetap memuat pesan yang dapat ditangkap untuk anak-anak.
Ø
MEMUAT PESAN UNTUK PEMBACA
Ø
Setiap penulis yang memunyai arah dalam menulis pasti
menetapkan tujuan tertentu ketika membuat tulisannya. Tulisan dapat dibuat
dengan tujuan menghibur, memberikan informasi, bahkan mendidik. Ketiganya dapat
pula menjadi satu kesatuan dalam sebuah tulisan. Tulisan memiliki kelebihan dan
kekuatan yang besar, yaitu dapat memberikan pengaruh yang signifikan bagi para
pembacanya. Oleh karena itu, sebelum menulis tetapkanlah tujuan Anda. Banyak
yang telah menyadari pengaruh besar dari sebuah tulisan sehingga mereka memilih
menggunakan media tulisan untuk meraih tujuan-tujuannya.
Ø
MEMERHATIKAN MEDIA YANG DIPAKAI
PEMBACA
Ø
Dalam menulis, Anda juga perlu memerhatikan media yang
dipakai oleh para pembaca. Tidak semua pembaca menggunakan bentuk maupun jenis
media yang sama. Ada yang lebih senang membaca melalui media internet (situs,
blog, milis publikasi) atau media cetak (surat kabar, majalah, buletin, dan
lainnya). Pada umumnya, perbedaan membaca menggunakan media tertentu adalah
karena setiap pembaca memiliki karakter yang berbeda-beda pula.
Ø
Pembaca yang lebih senang membaca media cetak dengan jenis
surat kabar tentu berbeda dengan mereka yang memilih membaca dari jenis
majalah. Pembaca surat kabar cenderung memilih sesuatu yang aktual dan
informasi yang dapat cepat mereka tangkap. Pembaca majalah lebih senang membaca
sesuatu yang ringan dan menghibur mereka di kala senggang. Pembaca yang
menggunakan media cetak berbeda pula dengan pembaca di media internet.
Dibanding pembaca media cetak, pembaca media internet ingin sesuatu yang lebih
ringkas dan padat. Mereka tidak akan menghabiskan banyak waktu untuk membaca
tulisan-tulisan yang terlalu panjang. Jadi, dalam membuat tulisan,
perhatikanlah media yang Anda gunakan sehingga tulisan Anda pun dapat menarik
atensi dari pembaca yang menggunakan media-media tersebut.
Ø
Selain dibagi dalam bentuk dan jenis, pembaca juga sangat
memerhatikan sasaran dari media-media tersebut, apakah untuk umum atau untuk
kelompok khusus. Akan lebih mudah bagi penulis Kristen untuk menyampaikan kabar
Injil apabila media yang mereka pilih adalah media khusus bagi orang-orang
Kristen, misalnya majalah gereja, situs Kristen, maupun warta jemaat. Tetapi,
bukan berarti penulis Kristen tidak dapat menyampaikan pesan Injil melalui
media umum. Hal tersebut merupakan tantangan yang justru harus dijawab. Bahkan,
dengan menulis di media umum, kesempatan untuk mewartakan Injil menjadi lebih
luas lagi. Tinggal bagaimana sekarang para penulis Kristen terus mengasah kemampuan
dan menambah wawasan seluas mungkin sehingga dapat menulis hal-hal umum yang
bermuara pada kebenaran sejati itu.
Ø
STRATEGI PENYAJIAN TULISAN
Ø
Setelah mengetahui target pembaca, menetapkan tujuan
tulisan, memerhatikan hal-hal agar dapat menulis bagi pembaca, strategi
penyajian tulisan juga perlu diperhatikan.
Ø
Tulisan yang disajikan harus merupakan sesuatu yang menarik
pembaca, seperti sesuatu yang sedang marak, baru, segar, maupun sesuatu yang
dibutuhkan pembaca dalam kondisi-kondisi khusus. Penulis juga harus dapat
menyampaikan tulisan dengan sebaik mungkin. Dengan kata lain, dapat dipahami
pembaca karena apa yang menjadi gagasan penulis dapat diwujudnyatakan lewat
jalinan kalimat-kalimat dalam tulisan.
Ø
Bagaimana caranya? Menulis dan terus menulis, itu yang
dapat penulis lakukan agar semakin terampil dalam menulis. Sesuatu yang tidak
bisa ditawar-tawar lagi adalah setiap penulis harus selalu menambah wawasan dan
mengembangkan diri sehingga bank data penulis semakin luas dan berkembang.
Ø
MENETAPKAN STANDAR
Ø
Meskipun tujuan kita menulis adalah untuk dibaca para
pembaca, seorang penulis perlu menetapkan standar tertentu. Apa yang diinginkan
pembaca tidak harus selalu dipenuhi oleh penulis. Apabila karakter pembaca
adalah orang-orang yang menyukai sesuatu yang tidak baik, misalnya kekerasan
dan pornografi, jangan sampai penulis terseret ke dalamnya dengan menyajikan
tulisan-tulisan yang semakin merusak pembaca tulisan kita.
Ø
Hindarilah menyajikan tulisan-tulisan yang tidak membangun
dan tidak berkualitas meskipun hal-hal seperti itulah yang sangat menarik minat
banyak pembaca. Justru, sikapilah hal tersebut dengan menuliskan sesuatu yang
berseberangan, sesuatu yang dapat menyadarkan pembaca untuk menjadi lebih baik
lagi sehingga hidup mereka lebih berkualitas. Kembali lagi, diperlukan banyak
latihan dan pengembangan diri agar tulisan yang kurang diminati pasar pada
akhirnya dapat dilirik dan dibaca para pembaca yang menjadi target Anda.
Ø
Milikilah standar tertentu dalam menulis. Sebagai penulis
Kristen, Alkitab merupakan standar yang harus dipegang teguh dalam menulis.
Tetapkan standar bahwa kita menulis untuk memberikan secercah terang, memberi
penghiburan, dan menjadi perpanjangan tangan kebenaran yang seharusnya
diketahui pembaca. Penulis Kristen adalah utusan Kristus yang melakukan
pekerjaan-Nya lewat tulisan.
Ø
"Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang
bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki
kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran." (2 Timotius 3:16)
UNITY
Proses mengarang
adalah proses menggunakan bahasa yang dituliskan. Oleh karena itu, bahasa dalam
kegiatan tulis menulis karangan harus jelas. Kejelasan bahasa dalam kegiatan
menulis karangan amat penting sehingga mudah dipahami oleh pembaca (Masnur,
2009: 124). Supaya seseorang dapat mengarang maka perlu kecakapan pemakaian
bahasa. Sehubungan dengan ini, kecakapan pemakaian bahasa perlu dibinakan
kepada anak didik. Dengan demikian, siswa akan memperoleh kemampuan berbahasa
tulis atau mengarang dengan tepat dan cermat.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam
kegiatan menulis adalah sebagai berikut:
a. Penentuan Pikiran
Utama
Salah satu cirri utama
tulisan adalah adanya kesatuan gagasan antarparagrafnya. Sebuah tulisan
(karangan) akan menjadi jelas jika mempunyai kesatuan, yaitu semua detail yang
berupa contoh, alasan maupun fakta yang digunakan harus tidak menyimpang dari
pikiran utama.
Karangan tersebut
ditulis dalam bentuk paragraph dan tiap paragraph mempunyai pikiran utama.
Pikiran utama yang paling baik diletakkan pada kalimat pertama paragraf.
b. Pembentukan Paragraf
Agar sebuah karangan
mudah ditangkap pembaca dan jelas akan isi konteks yang diceritakannya, maka
perlulah disusun suatu paragraf. Paragraf bisa terseusun dari beberapa buah
kalimat yang saling berhubungan sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh
untuk menyampaikan suatu maksud.
Dengan demikian, untuk membuat suatu paragraf
yang baik, kalimat-kalimat yang disusun hendaknya bertalian arti sehingga arti
atau maksud tersebut menjadi jelas.
c. Penulisan Kalimat
Kalimat dalam karangan
harus jelas dan mudah dipahami, karena kalimat tertulis dalam beberapa hal
tidak sama dengan kalimat tutur. Kalimat yang jelas dan terang dalam bahasa tutur sulit untuk diterjemahkan dalam bahasa tulis.
Kepaduan (coherence)
Paragraf yang baik harus
memperlihatkan hubungan antarkalimat yang erat. Paragraf yang dibangun dari
kalimat-kalimat yang loncat-loncat berarti paragraf tersebut tidak koheren atau
tidak padu. Apabila tidak ada kepaduan (koherensi), loncatan-loncatan pikiran,
urutan waktu dan fakta yang tidak teratur akan terjadi sehingga menyimpang dari
kalimat topik.
Uraian di atas merupakan salah satu cara agar kalimat yang disusun dalam sebuah paragraf padu. Cara yang dapat Anda lakukan agar kalimat-kalimat dalam paragraf yang Anda susun padu adalah dengan (1) mengulang kata atau kelompok kata yang sebelumnya sudah disebutkan dengan kata atau kelompok kata yang sama atau dengan sinonimnya, dan (2) menggunakan kata penunjuk itu, ini, tersebut, atau dengan kata di atas, dan (3) membangun urut-urutan ide.
Uraian di atas merupakan salah satu cara agar kalimat yang disusun dalam sebuah paragraf padu. Cara yang dapat Anda lakukan agar kalimat-kalimat dalam paragraf yang Anda susun padu adalah dengan (1) mengulang kata atau kelompok kata yang sebelumnya sudah disebutkan dengan kata atau kelompok kata yang sama atau dengan sinonimnya, dan (2) menggunakan kata penunjuk itu, ini, tersebut, atau dengan kata di atas, dan (3) membangun urut-urutan ide.
( semoga bermanfaat guys ( ^_^ ) please coment
Tidak ada komentar:
Posting Komentar