Minggu, 07 April 2013

Teks Respon Writting Composition Mr.Lala Bumela M.pd


TEKS RESPON


Pada pertemuan minggu kemarin di mata kuliah Writing Composition dengan Mr.Lala Bumela, saya sudah merespon artikel pak Chaedar tentang Mayarakat Madani, dan sekarang saya akan merespon artikel beliau selanjutnya dengan judul Menggagas Renaisans Budaya Sunda.  Dari judulnya saja kita sebagai pembaca sudah bisa menebak pasti isi artikel ini berkaitan dengan  bagaimana menggagas lahirnya kembali budaya Sunda yang kondisinya saat ini mulai terlupakan oleh masyarakat Sunda khususnya. 
Hal yang pertama kita respon dari artikel pak Chaedar, bahwa komunikasi sangat penting untuk manusia sebagai cara untuk berinteraksi satu sama lain di dalam lingkungan masyarakat.  Komunikasi berasal dari kata “communicare” (bahasa latin) yang artinya memberitahukan,  sedangkan menurut bahasa Inggris disebut communication yang artinya pertukaran informasi konsep, ide, perasaan antara dua atau lebih. 
Ada dua bentuk komunikasi, yaitu komunikasi secara lisan dan tertulis.  Berkaitan dengan pernyataan pak Chaedar yang menyebutkan “ karena itu, wajar bila para ahli linguistic menganggap bahasa lisan lebih (unggul) dan penting ketimbang bahasa tulis “.  Saya setuju dengan pernyataan beliau karena ada beberapa faktor yang menurut saya sangat mempengaruhi seperti faktor ilmu pengetahuan, peran dan tanggung jawab, jenis kelamin, sosiokultural, persepsi, hubungan, kepribadian, dan juga intelegensi yaitu dapat menimbulkan komunikasi timbal balik secara langsung, dapat memberi penjelasan secara rinci dan dapat menimbulkan partisipasi secara langsung.
Di dalam budaya lisan, yang menurut saya berkaitan dengan sejarah adalah ketika ada fakta sejarah yang sangat penting,  kita harus segera menulis sejarah tersebut bukan hanya dikomunikasikan saja, karena jika tidak ada bukti yang konkret bisa berakibat fatal, dan juga dapat menyebabkan adanya kebingungan-kebingungan dengan sejarah itu sendiri dan bahkan timbul permainan-permainan oleh sebagian penuturnya untuk keperluan pribadi.  Seperti banyak benda-benda pusaka yang diperjual belikan oleh penerima warisan benda pusaka itu sendiri. Sungguh ironis melihat kondisi tersebut. 
Semakin kita mendiamkan kegiatan jual-beli benda-benda pusaka yang sangat  merugikan Negara, semakin didiamkan pula oleh pemerintah, maka kebudayaan kita satu persatu akan  diambil dan diakui oleh Negara lain.
Selanjutnya, saya akan membahas dan merespon efek dasyatnya literasi.  Secara sederhana, literasi berarti kemampuan membaca dan menulis (melek aksara). Dalam konteks sekarang, literasi memiliki arti yang sangat luas.  Literasi bisa berarti melek teknologi, politik, berpikiran kritis dan peka terhadap lingkungan sekitar. Berkaitan dengan perkembangan komunikasi yang mulai dituangkan menjadi pendokumentasian. 
Memang sangat sesuai dengan fakta zaman sekarang sesuai pendapat pak chaedar “ bahwa barang–barang cetakan itu selanjutnya meninggikan vitalitas bahasa dan secara otomatis menumbuhkan rasa memiliki bahasa para pembacanya”.  Sebuah pernyataan yang sangat bagus karena memang adanya barang-barang cetakan seperti surat kabar, majalah, artikel, blog dan email bisa membuat para pembaca dan para penulis secara sadar atau tidak sadar akan berusaha menggunakan tatanan bahasa yang baik dan benar dan menunjukan kreatifitasnya dalam menulis.
Oleh sebab itu, di zaman teknologi yang sudah maju ini.  Orang Sunda yang berada di luar negeri, mereka bisa dengan mudah merasa memiliki bahasa dan budaya Sunda tanpa harus bertemu dengan masyarakat Sunda yang lain dalam satu wilayah Sunda.  Itu merupakan suatu kemajuan budaya baca - tulis  yang di pengaruhi oleh kemajuan teknologi juga, sehingga membuat budaya tulis lebih banyak mengalami kemajuan yang pesat karena ciri masyarakat yang maju adalah masyarakat yang mengalami kemajuan baca tulis. 
Lebih jauh, seorang baru bisa dikatakan literat jika ia sudah bisa memahami sesuatu karena membaca dan melakukan sesuatu berdasarkan pemahaman  bacaannya.  Sekarang ini, generasi literat mutlak dibutuhkan agar bangsa kita bisa bangkit dari keterpurukan bahkan bersaing dan hidup sejajar dengan bangsa lain. 


Jurus Renaisans Ki Sunda

Memahami judul tersebut, bahwa renaisans budaya Sunda sangat berpengaruh dengan pengembangan budaya-budaya lainnya yaitu bergerak dari budaya lisan menuju budaya tulis lalu bergerak kearah budaya elektronik.
Saya sangat setuju dengan pernyataan pak Chaedar yang menyebutkan bahwa “ Bagaimanapun , naskah adalah jati diri dan sumber kebudayaan”.  Oleh karena itu pentingnya menjaga naskah-naskah yang berkaitan dengan kebudayaan kita. Contohnya mengapa di Belanda ada jurusan bahasa Sunda dan terdapat naskah-naskah kuno budaya Sunda ? dan mengapa naskah-naskah tersebut diakui oleh Belanda padahal bahasa Sunda itu adalah asli milik Indonesia khususnya milik masyarakat Sunda.    
Menjawab pertanyaan yang diutarakan oleh pak Chaedar, bahwa sanggupkah kita menulis buku filsafat, politik, dan teknologi dalam bahasa Sunda?  Pertanyaan itu menjadi pekerjaan rumah untuk masyarakat sunda, apakah semua hal itu bisa terjadi?  dan menurut saya, itu semua bisa terjadi dan dibuktikan, apabila kita sebagai masyarakat sunda perduli dengan tatanan bahasa sunda dan mengembangkan serta memperkenalkan bahasa Sunda dengan berbagai macam media, baik media komunikasi tertulis, lisan maupun elektronik yang sekarang digandrungi oleh anak-anak muda, yang menjadi faktor yang penting dalam pengembangan kemajuan bahasa Sunda yang baik bukan bahasa Sunda kasar yang dipergunakan oleh anak-anak muda zaman sekarang. 
Kita bisa mengambil contoh kreasi anak muda lewat lagu hip-hop yang bernama “Sundanis”.  Sundanis terbentuk sekitar tahun 2007 yang berdasarkan atas kesamaan hobi dan selera musik yang sama yaitu hip-hop, Sebagai orang sunda asli Sundanis juga terbentuk karena para personilnya mempunyai kekhawatiran terhadap kebudayaan dan bahasa sunda yang telah banyak dilupakan oleh kalangan muda sekarang ini. 
Sundanis yang mengusung aliran musik hiphop yang dikombinasikan dengan unsur-unsur etnik sunda seperti kendang, suling, kacapi dan lirik di setiap lagunya sebagian besar menggunakan bahasa Sunda dan tradisi Sunda dengan dikemas dalam Rap dan hiphop yang modern yang banyak di gemari oleh anak muda sekarang, sehingga tujuan mereka mudah di mengerti dan dapat di terima oleh segala kalangan masyarakat.  Salah satu penyanyi hiphop adalah Rudi “Sundanis” sebagai vokalis.
Contoh lain masyarakat Sunda yang berusaha melestarikan kebudayaan Sunda adalah Mitra Baraya yang berusaha mengenalkan sosok seniman, komunitas, usaha, atau kegiatan urang Sunda dengan membantu membuat jejaring dalam ranah maya.  Hal ini dilakukan dengan membuat website, blog, atau halaman yang diharapkan dapat membantu penyebaran  secara global, contohnya dibuatnya www.niningmedia.com, www.sundandis.blogspot.com
Intinya rasa memiliki bahasa dan budaya itulah yang menjadi aspek yang sangat penting untuk kemajuan suatu bahasa.  Memang benar anak muda harus memiliki kualitas penuturan yang bagus, unggul teknologi dan bangga memakai bahasa Sunda maka kita akan mengalami kemajuan yang seperti dialami oleh bahasa Inggris.  Sebenarnya bahasa Indonesia itu dipengaruhi oleh bahasa Sunda asli, bahasa Arab dan bahasa Cina, maka dari itu coba kita perhatikan kata-kata yang diambil dari ketiga bahasa tersebut bahwa bahasa Indonesia ternyata mempunyai nilai kebudayaan yang beragam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar