TEKS RESPON
Pada
pertemuan minggu kemarin di mata kuliah Writing Composition dengan Mr.Lala
Bumela, saya sudah merespon artikel pak Chaedar tentang Mayarakat Madani, dan
sekarang saya akan merespon artikel beliau selanjutnya dengan judul Menggagas
Renaisans Budaya Sunda. Dari
judulnya saja kita sebagai pembaca sudah bisa menebak pasti isi artikel ini
berkaitan dengan bagaimana menggagas
lahirnya kembali budaya Sunda yang kondisinya saat ini mulai terlupakan oleh masyarakat
Sunda khususnya.
Hal
yang pertama kita respon dari artikel pak Chaedar, bahwa komunikasi sangat
penting untuk manusia sebagai cara untuk berinteraksi satu sama lain di dalam
lingkungan masyarakat. Komunikasi
berasal dari kata “communicare” (bahasa latin) yang artinya memberitahukan, sedangkan menurut bahasa Inggris disebut
communication yang artinya pertukaran informasi konsep, ide, perasaan antara
dua atau lebih.
Ada
dua bentuk komunikasi, yaitu komunikasi secara lisan dan tertulis. Berkaitan dengan pernyataan pak Chaedar yang
menyebutkan “ karena itu, wajar bila para ahli linguistic menganggap bahasa
lisan lebih (unggul) dan penting ketimbang bahasa tulis “. Saya setuju dengan pernyataan beliau karena ada
beberapa faktor yang menurut saya sangat mempengaruhi seperti faktor ilmu
pengetahuan, peran dan tanggung jawab, jenis kelamin, sosiokultural, persepsi,
hubungan, kepribadian, dan juga intelegensi yaitu dapat menimbulkan komunikasi
timbal balik secara langsung, dapat memberi penjelasan secara rinci dan dapat
menimbulkan partisipasi secara langsung.
Di
dalam budaya lisan, yang menurut saya berkaitan dengan sejarah adalah ketika
ada fakta sejarah yang sangat penting, kita harus segera menulis sejarah tersebut bukan
hanya dikomunikasikan saja, karena jika tidak ada bukti yang konkret bisa berakibat
fatal, dan juga dapat menyebabkan adanya kebingungan-kebingungan dengan sejarah
itu sendiri dan bahkan timbul permainan-permainan oleh sebagian penuturnya
untuk keperluan pribadi. Seperti banyak
benda-benda pusaka yang diperjual belikan oleh penerima warisan benda pusaka
itu sendiri. Sungguh ironis melihat kondisi tersebut.
Semakin
kita mendiamkan kegiatan jual-beli benda-benda pusaka yang sangat merugikan Negara, semakin didiamkan pula oleh
pemerintah, maka kebudayaan kita satu persatu akan diambil dan diakui oleh Negara lain.
Selanjutnya,
saya akan membahas dan merespon efek dasyatnya literasi. Secara sederhana, literasi berarti kemampuan
membaca dan menulis (melek aksara). Dalam konteks sekarang, literasi memiliki
arti yang sangat luas. Literasi bisa
berarti melek teknologi, politik, berpikiran kritis dan peka terhadap
lingkungan sekitar. Berkaitan dengan perkembangan komunikasi yang mulai
dituangkan menjadi pendokumentasian.
Memang
sangat sesuai dengan fakta zaman sekarang sesuai pendapat pak chaedar “ bahwa
barang–barang cetakan itu selanjutnya meninggikan vitalitas bahasa dan secara
otomatis menumbuhkan rasa memiliki bahasa para pembacanya”. Sebuah pernyataan yang sangat bagus karena
memang adanya barang-barang cetakan seperti surat kabar, majalah, artikel, blog
dan email bisa membuat para pembaca dan para penulis secara sadar atau tidak
sadar akan berusaha menggunakan tatanan bahasa yang baik dan benar dan
menunjukan kreatifitasnya dalam menulis.
Oleh
sebab itu, di zaman teknologi yang sudah maju ini. Orang Sunda yang berada di luar negeri,
mereka bisa dengan mudah merasa memiliki bahasa dan budaya Sunda tanpa harus
bertemu dengan masyarakat Sunda yang lain dalam satu wilayah Sunda. Itu merupakan suatu kemajuan budaya baca -
tulis yang di pengaruhi oleh kemajuan
teknologi juga, sehingga membuat budaya tulis lebih banyak mengalami kemajuan
yang pesat karena ciri masyarakat yang maju adalah masyarakat yang mengalami
kemajuan baca tulis.
Lebih
jauh, seorang baru bisa dikatakan literat jika ia sudah bisa memahami sesuatu
karena membaca dan melakukan sesuatu berdasarkan pemahaman bacaannya.
Sekarang ini, generasi literat mutlak dibutuhkan agar bangsa kita bisa
bangkit dari keterpurukan bahkan bersaing dan hidup sejajar dengan bangsa lain.
Jurus Renaisans Ki Sunda
Memahami
judul tersebut, bahwa renaisans budaya Sunda sangat berpengaruh dengan
pengembangan budaya-budaya lainnya yaitu bergerak dari budaya lisan menuju
budaya tulis lalu bergerak kearah budaya elektronik.
Saya
sangat setuju dengan pernyataan pak Chaedar yang menyebutkan bahwa “ Bagaimanapun
, naskah adalah jati diri dan sumber kebudayaan”. Oleh karena itu pentingnya menjaga
naskah-naskah yang berkaitan dengan kebudayaan kita. Contohnya mengapa di
Belanda ada jurusan bahasa Sunda dan terdapat naskah-naskah kuno budaya Sunda ?
dan mengapa naskah-naskah tersebut diakui oleh Belanda padahal bahasa Sunda itu
adalah asli milik Indonesia khususnya milik masyarakat Sunda.
Menjawab
pertanyaan yang diutarakan oleh pak Chaedar, bahwa sanggupkah kita menulis buku
filsafat, politik, dan teknologi dalam bahasa Sunda? Pertanyaan itu menjadi pekerjaan rumah untuk
masyarakat sunda, apakah semua hal itu bisa terjadi? dan menurut saya, itu semua bisa terjadi dan
dibuktikan, apabila kita sebagai masyarakat sunda perduli dengan tatanan bahasa
sunda dan mengembangkan serta memperkenalkan bahasa Sunda dengan berbagai macam
media, baik media komunikasi tertulis, lisan maupun elektronik yang sekarang
digandrungi oleh anak-anak muda, yang menjadi faktor yang penting dalam
pengembangan kemajuan bahasa Sunda yang baik bukan bahasa Sunda kasar yang
dipergunakan oleh anak-anak muda zaman sekarang.
Kita
bisa mengambil contoh kreasi anak muda lewat lagu hip-hop yang bernama “Sundanis”.
Sundanis terbentuk sekitar tahun 2007
yang berdasarkan atas kesamaan hobi dan selera musik yang sama yaitu hip-hop,
Sebagai orang sunda asli Sundanis juga terbentuk karena para personilnya
mempunyai kekhawatiran terhadap kebudayaan dan bahasa sunda yang telah banyak
dilupakan oleh kalangan muda sekarang ini.
Sundanis
yang mengusung aliran musik hiphop yang dikombinasikan dengan unsur-unsur etnik
sunda seperti kendang, suling, kacapi dan lirik di setiap lagunya sebagian
besar menggunakan bahasa Sunda dan tradisi Sunda dengan dikemas dalam Rap dan
hiphop yang modern yang banyak di gemari oleh anak muda sekarang, sehingga
tujuan mereka mudah di mengerti dan dapat di terima oleh segala kalangan
masyarakat. Salah satu penyanyi hiphop
adalah Rudi “Sundanis” sebagai vokalis.
Contoh
lain masyarakat Sunda yang berusaha melestarikan kebudayaan Sunda adalah Mitra
Baraya yang berusaha mengenalkan sosok seniman, komunitas, usaha, atau kegiatan
urang Sunda dengan membantu membuat jejaring dalam ranah maya. Hal ini dilakukan dengan membuat website,
blog, atau halaman yang diharapkan dapat membantu penyebaran secara global, contohnya dibuatnya www.niningmedia.com, www.sundandis.blogspot.com
Intinya
rasa memiliki bahasa dan budaya itulah yang menjadi aspek yang sangat penting
untuk kemajuan suatu bahasa. Memang
benar anak muda harus memiliki kualitas penuturan yang bagus, unggul teknologi
dan bangga memakai bahasa Sunda maka kita akan mengalami kemajuan yang seperti
dialami oleh bahasa Inggris. Sebenarnya
bahasa Indonesia itu dipengaruhi oleh bahasa Sunda asli, bahasa Arab dan bahasa
Cina, maka dari itu coba kita perhatikan kata-kata yang diambil dari ketiga
bahasa tersebut bahwa bahasa Indonesia ternyata mempunyai nilai kebudayaan yang
beragam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar